Minggu, 05 Januari 2014

Bisnis dan Perlindungan Konsumen



Hubungan produsen dan konsumen
Produsen ialah orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan konsumen. Barang atau jasa yang dihasilkan produsen disebut produksi, sedangkan yang memakai barang dan jasa disebut konsumen. Dalam ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada golongan besar suatu rumah tangga yaitu golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan golongan Rumah Tangga Produksi (RTP).           

Rumah Tangga Konsumsi ialah kelompok masyarakat yang memakai barang dan jasa, baik secara perorangan, atau keluarga atau organisasi masyarakat. Tetapi kelompok rumah tangga konsumsi ini juga merupakan kelompok yang memberikan beberapa faktor produksi:    
a. Orang yang menyewakan tanah untuk keperluan perusahaan, pabrik, dan tempat kedudukan perusahaan.           
b. Orang yang menyerahkan tenaga kerja untuk bekerja pada suatu perusahaan atau pabrik.      
c. Orang yang menyertakan modal usaha untuk diusahakan.    
d. Tenaga ahli dari masyarakat untuk perusahaan.        

Sedangkan Rumah Tangga Produksi yang menerima faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, keahlian) dari masyarakat kemudian diolah dan diorganisir agar menghasilkan barang dan jasa. Produksi (barang dan jasa) itu dijual pada masyarakat sehingga memperoleh uang yang banyak dari hasil penjualan itu.          

Akibatnya, antara konsumen dan produsen tidak bisa dipisahkan, artinya saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Jika perusahaan menghasilkan suatu barang dan jasa harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kalau tidak, maka produksinya tidak akan laku dijual. Namun, jika produsennya cukup pintar, mereka bahkan bisa menciptakan kebutuhan konsumen tersebut dengan cara promosi dan iklan yang gencar. Sehingga kebutuhan konsumen yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Cara tersebut disebut dengan inovasi, yaitu menciptakan sesuatu yang belum ada atau menyempurnakan yang sudah ada sehingga mempunyai fungsi yang lebih hebat lagi.


Gerakan Konsumen
Gerakan konsumen merupakan hal sangat penting dalam upaya riil mewujudkan perlindungan konsumen dan keadilan dalam pasar. Pada prinsipnya sebuah gerakan konsumen diawali dari kesadaran akan hak dan kewajiban konsumen. Pelanggaran dan tidak terpenuhinya hak konsumen menjadi sumber utama bagi terjadinya permasalahan/sengketa konsumen. Ketidakadilan bagi konsumen muncul dalam sengketa konsumen. Kesadaran akan kondisi ketidakadilan tersebut menjadi salah satu penggerak bagi sebuah gerakan konsumen guna mewujudkan keadilan pasar. Gerakan konsumen sendiri akan terwujud jika terbangun solidaritas diantara konsumen. Untuk menuju sebuah kesadaran kritis dan tumbuhnya rasa solidaritas tersebut memerlukan proses pendidikan yang terus menerus.
Untuk memperkenalkan gerakan konsumen tersebut, peserta diharapkan mampu memahami makna dan tujuan dari gerakan konsumen. Beberapa cara untuk mengetahui dan memahami gerakan konsumen antara lain dengan memahami istilah-istilah yang seringkali rancu dan salah kaprah dalam penggunaannya (konsumerisme dengan konsumtivisme) dan mengetahui sejarah gerakan konsumen di berbagai belahan dunia. Bahwa perlu dipahami juga bagaimana gerakan konsumen telah pula dilakukan di negara lain mulai beberapa ratus tahun yang lalu. Peserta diajak untuk semakin memiliki solidaritas dengan memahami pentingnya sebuah pengorganisasian masyarakat.
Konsumen adalah Raja
Adalah hal yang menarik kalau kita mengamati berbagai surat pembaca diberbagai media massa yang ditanggapi secara serius oleh perusahaan-perusahaan besar yang punya pelanggan dan jutaan orang. Akhir-akhir ini banyak konsumen menulis surat pembaca berisi keluhannya tentang kekecewaannya baik pada janji atau pelanggan yang tidak memuaskan dari berbagai perusahaan. Ini bias dimengerti karena semakin kritisnya konsumen, termasuk semakin sadarnya konsumen akan hak-hak mereka.
Di pihak lain hamper semua keluhan melalui surat pembaca yang bersifat individu itu ditanggapi secara serius. Bahkan Wal Mart Indonesia pernah menanggapi keluhan melalui surat pembaca dengan antara lain menulis: “Bagi kami associate/anggota Wal Mart, para pelanggan adalah bos. Pelangganlah yang membayar gaji dan pelatihan, serta memberikan kesempatan kerja bagi kami. Untuk itu kami mengambil tanggung jawab sepenuhnya atas kepuasan pelanggan dan wajib menghargai, mendengarkan, melakukan upaya inisiatif perbaikan sebagai hasil setiap umpan balik dari pelanggan.
Kenyataan ini sesungguhnya member isyarat paling kurang dua hal. Pertama, bahwa pasar yang bebas dan terbuka pada akhirnya menempatkan konsumen benar-benar sebagai raja. Kedua, bahwa prinsip-prinsip etika, seperti kejujuran, tanggung jawab dan kewajiban untuk melayani konsumen secara baik dan memuaskan, mempunyai tempat pijakan yang nyata dalam bisnis global yang bebas dan terbuka. Itu berarti pada akhirnya etika bisnis semakin dianggap serius oleh para pelaku bisnisdalam bisnis modern yang kompetitif sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar