Jenis-Jenis Situasi Konsumen
Assael (1992) mengemukakan ada tiga tipe/jenis situasi yang
mempengaruhi konsumen, terdiri atas (1) situasi komunikasi, (2) situasi
pembelian dan situasi pemakaian/konsumsi.
1. Situasi Komunikasi
Adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau
melakukan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan bisa Pribadi atau non Pribadi.
Konsumen dapat memperoleh informasi melalui komunikasi lisan dari teman,
kerabat atau wiraniaga .
Informasi mungkin diperoleh melalui komunikasi nonpribadi dari iklan
cetak/elektronik, iklan media luar ruang, brosur, leaflet dan sebaginya
merupakan media komunikasi yang sering diakses oleh konsumen secara sengaja
maupun tidak sengaja. Informasi mungkin pula diperoleh langsung dari toko,
melalui promosi penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
Keputusan konsumen dalam membeli produk seringkali dilakukan di took,
karena informasi yang diperoleh konsumen di took atau komunikasi yang dilakukan
pada saat belanja sangat mempengaruhi
keputusan pembelian. Berbagai perusahaan sering menempatkan display produk
yang menarik di swalayan, bahkan menempatkan Sales Promotion Girl (SPG).
Tujuan mereka adalah membantu menata produk di rak dan melakukan promosi
penjualan kepada konsumen.
Situasi komunikasi dapat menentukan apakah konsumen akan memperhatikan dan
memperoleh informasi yang dipaparkan. Pukul 17.00 – 21.00, ini merupakan
situasi terbaik untuk memaparkan iklan di televisi, karena sebagian besar
konsumen menonton tv antara waktu tersebut. Produsen juga mempertimbangkan
program apa yang layak bagi iklannya untuk ditayangkan. Serangkaian informasi
yang akan dipaparkan kepada konsumen memerlukan pemahaman situasi konsumen.
2. Situasi Pembelian
Situasi pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi
konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi
pembelian. Misalkan ketika konsumen di bandara, ia mungkin akan bersedia
membayar sekaleng Coke dengan harga lebih mahal ketika haus. Sebaliknya, jika
ke swalayan dan mendapatkan harga Coke relatif mahal, maka mungkin konsumen
akan menunda atau mencari di tempat lain.
Situasi pembelian yang paling mudah dilihat adalah suasana atau situasi
toko eceran, swalayan, atau bentuk eceran lainnya. Karena sebagian besar
produk-produk konsumen biasanya dibeli dari toko eceran tersebut. Suasana
pembelian bisa juga dalam bentuk selain toko. Misalnya, restoran, bank, travel
biro adalah contoh-contoh situasi pembelian selain toko. Untuk memudahkan analisis,
situasi pembelian akan dijelaskan dalam konteks toko eceran. Situasi pembelian
dalam sebuah toko eceran akan memiliki karakteristik situasi konsumen
: lingkungan fisik, lingkungan social, waktu, alasan pembelian dan suasana
hati.
2.1. Lingkungan Fisik ( physical
surrounding)Toko Eceran
Lingkungan fisik dari sebuah toko
eceran bisa berbentuk :
1. Lingkungan informasi.
Lingkungan informasi dari sebuah toko menggambarkan semua data atau
informasi produk yang tersedia bagi konsumen. Informasi produk sangat penting
karena dibutuhkan oleh konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Karena itu
pengelola toko harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·
Ketersediaan Informasi
Informasi mengenai produk harus tersedia di toko. Informasi harga
seringkali dibutuhkan konsumen agar bisa membandingkan berbagai merek sehingga
mengambil keputusan yang cepat. Pengelola toko juga harus menyediakan informasi
lainnya seperti cara pembayaran yang diterima, petugas yang bisa ditanya
jika konsumen memerlukan informasi.
·
Format Informasi
Pengelola harus merancang bagaimana informasi disampaikan kepada konsumen.
Misalnya label harga produk ditempelkan di masing-masing produk atau
ditempelkan di rak di mana produk tersebut berada.
·
Bentuk Informasi
Pengelola harus merancang bagaimana informasi disampaikan kepada konsumen. Informasi
kualitas produk, misalnya dibuat dalam bentuk semantic (kualitas A (sangat
baik), kualitas B (baik), dst.
2.1.2. Lingkungan Toko
Beberapa karakteristik lingkungan took yang perlu
diperhatikan adalah (1) lokasi took, (2) layout
(penempatan barang), (3) musik,(4) display barang, (5) kesesakan.
·
Lokasi Toko
Pengelola toko selalu berusaha mencari lokasi toko yang strategis, yang
mudah terlihat dan terjangkau oleh konsumen. Lokasi toko sangat mempengaruhi
keinginan seorang konsumen untuk datang berbelanja.
·
Layout Toko
Layout toko adalah tata letak produk, arus lalu lalang konsumen di dalam
toko. Pengelola harus merancang tata letak produk yang menarik dan mudah
dijangkau oleh konsumen. Tata letak akan mempengaruhi perilaku
pengunjung.
·
Atmosfir toko
Atmosfir lebih luas dari sekedar layout toko, tetapi meliputi hal-hal yang
bersifat lebih luas seperti tersedianya AC, tata ruang toko, penggunaan warna
cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahan rak penyimpanan, bentuk rak,
aroma dsbnya.
·
Musik
Musik adalah bagian penting untuk melengkapi kenyamanan suatu toko. Tata
suara penting sebagai media komunikasi langsung antara pengelola dengan
konsumen. Pengelola bisa menyampaikan berbagai informasi mengenai produk yang
dijual melalui pengeras suara. Musi sebagai bagian dari tata suara akan
menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi konsumen. Engel, mengutip suatu
hasil penelitian menyatakan bahwa musik dengan tempo lambat menyebabkan waktu
berbelanja lebih lama dan jumlah yang dibelanjakan lebih banyak.
·
Warna
Warna adalah unsur penting dalam interior sebuah toko. Warna yang cerah
akan lebih menarik pengunjung untuk dating. Dibandingkan dengan warna yang
lembut seperrti biru dan hijau.
·
Produk yang tersedia di tempat penjualan
Produk yang dipajang di rak bisa berfungsi sebagai rangsangan yang menarik
konsumen untuk melihat dan membeli produk tersebut. Konsumen juga lebih
tertarik untuk dating ke toko yang banyak barang dagangannya sehingga konsumen
memiliki banyak pilihan.
·
Kesesakan
Toko memiliki jumlah pengunjung yang berbeda tergantung hari dan waktu.
Hari Sabtu dan Minggu merupakan hari sibuk toko, karena jumlah pengunjung lebih
banyak dibandingkan hari-hari biasa. Tingkat kesesakan pengunjung pun tinggi
pada kedua hari tersebut. Konsumen yang datang pada hari-hari tersebut mungkin
akan mengurangi waktu belanjanya dan menunda pembelian beberapa produk.
- Lingkungan Sosial Toko
Lingkungan social toko adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya
dan interaksi konsumen dengan pramuniaga.
Para staf toko yang berada di toko memegang peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen. Mereka yang bekerja baik dalam melayani konsumen dengan
professional, ramah, akrab, trampil dan mau menolong konsumen akan menyebabkan
konsumen kembali lagi berbelanja di toko tersebut, dan loyalitas terhadap toko
mungkin akan terbentuk.
2.
Pengaruh Waktu
Waktu adalah factor situasi penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di
toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Sebagian besar konsumen
yang beragama Islam membeli sarung baru pada Lebaran, sehingga penjualan sarung
sering meningkat menjelang Lebaran. Penjualan buku tulis dan peralatan sekolah
lainnya meningkat tajam pada awal tahun ajaran. Pemilik toko harus menyadari bahwa
permintaan produk sangat sensitive terhadap waktu. Hal ini akan menyebabkan
strategi penyediaan barang yang beragam antarwaktu.
1. Waktu sebagai sebuah
variable situasi
Waktu akan mempengaruhi tindakan konsumen dalam situasi tertentu. Miyazaki
(1993) menemukan bahwa akaibat adanya tekanan waktu, secara progresif konsumen
akan mengurangi waktu pencarian informasi. Penggunaan informasi yang
tersedia juga menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan juga
dijadikan perimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu.
Berapa banyak waktu yang dimiliki konsumen untuk berbelanja akan
mempengaruhi cara berbelanja. Konsumen yang memiliki sedikit waktu, mungkin
lebih mengandalkan kepada pembelian ulang produk atau merek yang biasa
dibelinya. Ia langsung masuk toko dan mencari merek yang biasa dibelinya. Ia
tidak mau beresiko dengan mengganti merek lain.
Selain waktu sebagai salah satu atribut produk yang penting, pemahaman
waktu sepenjang hari juga penting. Pembagian waktu pagi, siang, sore, dan malam
hari bisa dijadikan sarana untuk mensegmentasikan konsumen. Misalnya Koran kopi
diminum pagi hari.
2.3.2. Waktu sebagai Produk
Maksud waktu sebagai produk, berarti kinerja produk yang dibuat, ukuran
kinerjanya adalah waktu. Suatu produk akan dikatakan bagus jika penggunaan
produk tersebut lebih efisien dalam penggunaan waktu. Banyak produk
dikembangkan untuk menghemat waktu konsumen, sehingga penghematan waktu sering
dikomunikasikan sebagai atribut penting dari produk tersebut. Peralatan rumah
tangga seperti rice cooker, mesin cuci akan menghemat waktu konsumen. Telepon
genggam semakin laku, karena ia memiliki karakteristik penghematan waktu dan kepraktisan
bagi pengguna.
3.
Tujuan (Task Definition)
Task definition yaitu alasan kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi atau
membeli barang atau jasa. Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi .
Konsumen yang berbelanja untuk hadiah akan menghadapi situasi yang berbeda
dibandingkan belanja untuk diri sendiri.
Contoh-contoh pembelian yang dipengaruhi oleh task definition sangat
banyak. Ketika akan tiba tahun baru , membeli berbagai jenis barang untuk
parcel. Bapak membelikan sepeda untuk anaknya yang naik kelas. Seseorang
membelikan kalung yang indah untuk hadiah ulang tahun pacarnya, dan masih
banyak lainnya. Tahun Baru, Ulang tahun Pacar, kenaikan kelas dan lain-lainnya
adalah merupakan task definition yang menuntun seseorang melakukan
pembelian tertentu.
4.
Suasana Hati dan Antecedent State
Keadaan yang mendahului (antecedent state) yaitu keadaan psikologis
dan mood sesaat yang membawa konsumen kearah aktivitas konsumsi. Antecedent
state lebih dekat hubungannya dengan keadaan individu konsumen. Artinya,
kondisi yang dialami dalam diri konsumen akan menyebabkan tindakan-tindakan
tertentu. Keadaan lapar (antecedent) misalnya akan mendorong seseorang mencari
makanan yang bisa memenuhi rasa laparnya.
Sementara itu keadaan suasana hati (mood state) adalah variasi
bagaimana seseorang merasakan, yang berkisar dari perasaan bahagia sampai
perasaan yang sangat negatif. Dorongan untuk melakukan tindakan konsumsi muncul
alkibat dialaminya keadaan tertentu dalam diri konsumen.
2.
Situasi Pemakaian
Situasi konsumen ketiga adalah situasi pemakian atau situasi penggunaan
produk dan jasa, yaitu situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen
seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi.
Misalnya konsumen yang beragama Islam sering memakai kopiah saat shalat di
masjid atau pada acara-acara keagamaan. Mereka jarang menggunakannya pada acara
yang lain. Jadi situasi pemakaian seringkali mempengaruhi apa yang akan dipakai
konsumen.
Waktu terjadinya pembelian produk dengan konsumsi/pemakaian produk tersebut
seringkali berbeda. Daging segar yang dibeli konsumen mungkin akan disimpan
dahulu selama beberapa hari sebelum dimasak dan dihidangkan. Jadi ada waktu
antara pembelian dan konsumsi produk. Sebaliknya, makan di restoran
menggambarkan waktu yang bersamaan antara pembelian dan mengkonsumsinya.
Para pemasar sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan
dan mengkomunikasikan produknya. Produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Produk pakaian misalnya dibedakan ke
dalam beberapa macam situasi pemakaian, pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian
olah raga, pakaian kerja, pakaian untuk santai, dsb. Ingat Iklan Silver Queen ?
“ Santai belum lengkap tanpa Silver Queen”
Apakah Selalu ada pengaruh factor Situasional ?
Akhirnya, untuk mengetahui apakah ada pengaruh factor situasional (social
surrounding, physical surrounding, time, task definition dan antecedent
state) dalam pembelian suatu produk, Assael (1992) memberikan
prinsip-prinsip dalam menentukan hal itu , sebagai berikut :
1. Dalam keadaan derajat
loyalitas merek yang tinggi, pengaruh situasional dalam pembelian kurang
penting.
2. Dalam keadaan tingkat
keterlibatan yang tinggi yang relatif permanen terhadap pembelian, pengaruh
factor situasional akan kurang menentukan dalam perilaku pembelian produk.
3. Ketika produk mempunyai
kegunaan yang banyak, factor situasional akan kurang penting dalam menentukan
pilhan merek.